Sugeng Rawuh


Sugeng Rawuh

Kita makan untuk hidup
Bukan hidup untuk makan

Jumat, 04 Juni 2010

Sepeda


Sepeda adalah alat transportasi yang sederhana, tanpa mesin sehingga di Indonesia dikenal dengan nama kereta angin. Sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke 18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan roda dua. Konstruksi sepeda pada masa itu masih sangat sederhana, belum mengenal besi, dan modelnya pun masih sangat sederhana.

Adalah seorang Jerman bernama Baron Karlz Prais van Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah satu seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, van Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk efisiensi kerjanya. Sebagai pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tetapi, model yang dikembangkan tampak masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat pada masa itu menjuluki sebagai dandy horse.

Baru pada 1839, Kirkpatrick Mac Millan, pandai besi kelahiran Skotlandia membuat ''mesin'' kusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin motor, tetapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. Mac Millan pun sudah berani menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhan).

Penemu Perancis, Ernest Michaux, pada 1855 menyempurnakan sepeda dengan membuat pemberat engkol, sehingga laju sepeda lebih stabil. Sepeda semakin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan lingkaran besi disekelilingnya (sekarang dikenal dengan pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan roda depan lebih besar daripada roda belakang.

Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan masih belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penggunya sakit pinggang. Masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai bone shaker (penggoyang tulang).

Sehingga tidak heran jika diera 1880-an, sepeda roda tiga, dianggap lebih aman untuk wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda 2 semakin mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada tahun 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum, setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Penemuan lainnya seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi yang makin banyak menambah daya tarik sepeda. Sejak saat itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun perannya mulai disingkirkan oleh mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Jenis-jenis sepeda:

1. Sepeda gunung digukan untuk lintasan off-road.
2. Sepeda jalan raya digunakan untuk balap jalan raya.
3. Sepeda BMX (Bicycle Moto-Cross) digunakan untuk aksi atraksi.
4. Sepeda mini contohnya sepeda anak-anak, baik roda roda dua dan tiga.
5. Sepeda angkut yang termasuk sepeda ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos.
6. Sepeda lipat merupakan sepeda yang dapat dilipat dan dapat dibawa kemana-mana.

3 komentar: