Sugeng Rawuh


Sugeng Rawuh

Kita makan untuk hidup
Bukan hidup untuk makan

Selasa, 11 Mei 2010

Serat Dewa Ruci


Pendawa dan sepupunya yang jahat (Kurawa) adalah murid dari Begawan Durna, Pendeta ini kemudian menjadi penasehat dari Kurawa, memerintahkan Pandawa, dalam hal ini Bima untuk mencari 'Tirta Pawitra' (air kehidupan) yang sebenarnya tidak pernah ada, dengan hasutan patih Sengkuni, guna mencelakakan Bima.
Bima diutus untuk mencari Air Kehidupan yang terdapat dipegunungan Reksa Mulya (simbol dari lima indera manusia). Bima tidak menemukan benda tersebut ditempat ini. Tetapi dia bertemu dengan dua Raksasa kembar yang hampir membunuhnya. Dengan kekuatannya Bima dapat mengalahkan kedua raksasa itu, kemudian raksasa itu berubah wujud menjadi dewa yang memberitahu Bima bahwa air kehidupan tidak terdapat di tempat itu.
Bima kembali untuk menemui Durna guna meminta tambahan keterangan. Durna mengatakan bahwa air kehidupan terdapat didasar lautan. Bima kemudian mohon pamit kepada Ibu dan Saudara-saudaranya untuk mengembara, meskipun mereka menahannya Bima tetap berangkat. Ketika memasuki lautan ia diserang oleh seekor ularnaga besar yang hampir membunuhnya, tetapi dengan kekuatan kuku pancanakanya, dia dapat membunuh ularnaga tersebut. Makin dalam memasuki lautan Bima menjadi tidak sadarkan diri. Ketika ia membuka matanya, ia melihat makhluk seperti dirinya tetapi dalam ukuran kecil yakni Dewa Ruci.
Dewa Ruci kemudian meminta Bima untuk masuk kedalam badannya melalui telinga kirinya. Walaupun Dewa ini sangat kecil, tetapi Bima dapat masuk ketubuh Dewa Ruci dan menemukan dirinya berada pada suatu dunia yang sangat mengagumkan, damai, dan indah, dimana ia merasa sangat nyaman dan karena itu Bima ingin tetap tinggal disana. Dewa Ruci mengatakan ia boleh tinggal disana setelah kematiannya. Tetapi untuk saat ini dia harus kembali kebumi bersama saudara-saudaranya untuk melaksanakan kewajiban kesatria. Bima kemudian mengikuti Dewa Ruci dan kembali kedunia nyata untuk melanjutkn perlawanannya memerangi kejahatan, dan membela saudara-saudaranya melawan Kurawa.
Kisah Bima dalam mencari 'Tirta Pawitra' (air kehidupan) dalam cerita diatas secara filosofi melambangkan bagaimana manusia harus menjalani perjalanan batin guna menemukan identitas dirinya atau pencarian 'Sangkan Paraning Dumadi' (asal dan tujuan hidup manusia atau manunggaling kawula Gusti).
Dalam kisah diatas termuat ajaran konsepsi manusia, konsepsi Tuhan, dan amanat bagaimana manusia kembali kepada Tuhannya. Konsepsi manusia disebutkan bahwa manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepadanya. Konsepsi Tuhan disebutkan bahwa Ia yang Awal dan yang Akhir, Hidup dan yang Menghidupkan, Maha Tahu dan Maha Besar. Ia Tan Kena Kinaya (tak dapat dikatakan dengan apapun)
Jalan menuju Tuhan yang ditempuh Bima dalam menuju manusia sempurna disebutkan melalui 4 tahap, yaitu Syariat, Tarekat, Hakikat, dan Makrifat (dalam istilah jawa sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, dan sembah rasa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar